Rabu, 08 November 2017

BATIK INDONESIA DI DUNIA MANCA


BATIK BUDAYA ASLI INDONESIA YANG MENDUNIA


Hasil gambar untuk baju batik mendunia








Batik Budaya Asli Indonesia yang saat menjadi busana khas dari negara Indonesia. Batik tidak hanya sekedar kain tradisional dengan beragam corak. Didalam batik juga mengandungsejarah dan nilai – nilai tradisi dari bangsa Indonesia yang sangat berharga. Jika dibandingkan dengan kain – kain biasa batik lebih memiliki nilai seni yang sesuai untuk semua kalangan.
Kain batik digunakan sebagai pakaian yang umumnya dipakai ketika ada acara formal. Kain Batik merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai harganya. Sejak 2 Oktober 2009 UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kebudayaan asli Indonesia. Pengakuan internasional mebuat bangsa Indonesia bangga akan budaya batik dan tetap melestarikan keberadaan batik dengan semakin luas di Nusantara.
Sebagai upaya untuk menjaga kelestarian budaya batik dengan mewujudkan kecintaan pada batik dalam menggunakannya sebagai busana. Apalagi sekarang perkembangan batik semakin pesat dan memunculkan motif – motif batik yang beragam sehingga mudah dalam pemilihan corak batik sebagai busana. Selain itu upaya menunjukkan kecintaan pada batik adalah dengan mengetahui jenis – jenis kemudian mengtahui akan sejarah batik dan mengetahui cara membatik. Batik merupakan budaya yang berasal dari tanah Jawa yakni Yogyakarta dan akhirnya menyebar keseluruh daerah Jawa Tengah seperti Pekalongan, Magelang, dan daerah lainnya. Seiring dengan perkembangan jaman busana batik semakin muncul dengan berbagai jenis corak dan juga desain pakaian yang cantik dan menarik.

sumber:https://pusakapusaka.com/batik-budaya-asli-indonesia-yang-mendunia.html

Peran Teknologi Dalam Seni


PERANAN TIK DALAM BUDAYA




Hasil gambar untuk karawitan



A.    Peranan
Selain dalam bidang pendidikan, perkembangan teknologi informasi juga tumbuh pesat dalam bidang kebudayaan. Ada banyak contoh yang menyebabkan perkembangan teknologi informasi berpengaruh terhadap kebudayaan, antara lain semakin dikenalnya budaya Indonesia oleh negara lain karena berbagai cara promosi yang dilakukan baik dari instansi pemerintah maupun dari tiap individu.
Budaya yang paling terkenal dari Indonesia adalah yang berasal dari daerah Bali. Hal itu dapat terjadi karena Bali merupakan salah satu tujuan wisata di Indonesia. Seharusnya pemerintah ikut membantu daerah lain agar sama dengan yang terjadi di Bali, yaitu menjadi terkenal di dunia, sehingga budaya daerah lain pun ikut dikenal oleh dunia.
Dari beberapa hal positif mengenai perkembangan teknologi informasi dalam bidang budaya, rasanya lebih banyak lagi hal negatif yang masuk. Beberapa di antaranya yaitu perubahan sifat dari anak muda yang lebih mengikuti pola hidup orang barat, bermunculannya kosakata baru yang diciptakan sendiri oleh berbagai orang sehingga lebih terlihat sebagai bahasa gaul, dan pudarnya sistem budaya yang sudah diberikan secara turun temurun mengenai pakaian adat, bahasa daerah, tarian adat, dan lainnya.
Anak muda sekarang cenderung untuk melepaskan semua itu karena sudah dianggap ketinggalan zaman. Inilah yang membuat kebudayaan daerah Indonesia sedikit merana melihat para generasi penerus bangsa yang justru menolak kebudayaan itu sendiri. Jangan sampai hal-hal yang sudah pernah terjadi pada bangsa ini kembali terjadi lagi di masa yang akan datang, seperti pengakuan atau pengambilalihan kebudayaan kita oleh negara lain mengenai kebudayaan yang harusnya milik Indonesia menjadi milik bangsa dan negara mereka.
Peranannya adalah:
1. Meningkatkan parawisata dan kebudayaan suatu daerah
2. Mempromosikan parawisata dan kebudayaan ke manca Negara
3. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pariwisata
4. meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik;
5. meningkatnya diversifikasi produk wisata yang kompetitif

B.     Manfaat /Keuntungan dan Kerugian TIK dalam bidang Budaya
1.      Memudahkan orang dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi
  1. Dapat mengetahui budaya-budaya dari luar
  2. Mendorong tumbuhnya proses budaya baru
  3. Mengembangkan kemampuan dan kesadaran masyarakat
  4. Memperkaya kebudayaan
Dampak negatif atau kerugian penggunaan TIK
  1. Mendorong munculnya kejahatan jenis baru
  2. Mempermudah masuknya nilai-nilai budaya asing yang negatif
  3. Mempermudah penyebarluasan karya-karya pornografi
  4.  Mendorong tindakan konsumtif dan pemborosan dalam masyarakat
  5. Mendorong kekejaman dan kesadisan (violence and gore)

C.    Dampak Negatif dan Positif
Teknologi informasi dan komunikasi telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia yang menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarkan nilai-nilai pelestarian budaya . Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi , informasi dalam bentuk apapun sekecil apapun dan untuk berbagi kepentingan dapat disebarkan dengan mudah, karena semakin canggih teknologi makin besar pula arus informasi
a.       Dampak positif
Adanya “share” budaya antar daerah.
Dimana oarang dari berbagai negara dapat melihat berbagai budaya dan etnis daerah seperti tarian, tradisi, kesenian, dll.
b.       Dampak Negatif
Derasnya arus informasi dan telekomunikasi menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai budaya asli bangsa kita.
Mengurangi bahkan dapat menghilangkan ikatan batin dan moral yang biasanya dekat dalam hubungan social antar masyarakat.
Semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat.
Terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
Masyarakat berkecenderungan mengikuti budaya asing.

D.     Contonya
Dalam mempromosikan dan meningkatkan parawisata dan kebudayaan dearah saat ini dapat menggunakan internet. Yaitu dengan membuat blog, web dan youtube yang berisikan tempat-tempat wisata yang menojolkan kebudayaan daerah.
Internet tidak semata-mata hanya merupakan temuan teknologi belaka, tetapi juga merupakan guru untuk mendidik manusia menemukan berbagai informasi (termasuk informasi pariwisata) yang diinginkannya, sehingga membuat hidup jauh lebih mudah ( to make life much easier) . Wisatawan kini tidak sabar menunggu informasi yang biasanya diberikan melalui biro jasa perjalanan ataupun organisasi lainnya. Mereka lebih senang mencari sendiri apa yang ada di benaknya sehingga mampu meyakinkan bahwa produk yang dipilihnya adalah yang terbaik



sumber: http://mypembelajara.blogspot.co.id/2016/04/peranan-tik-dalam-budaya.html

Kamis, 02 November 2017

Festival Karawitan Tetembangan Empero

Kali ini saya akan membahas tentang kesenian tradisional di sekolah saya, yaitu Smp Negri 2 Tulungagung.
Dimulai dari sanggar, kami tergabung di dalam Sanggar Bajra Musthi.
terdapat banyak kesenian disini, seperti wayang kulit, tari-tari an, karawitan dll

Taun kemarin kita mengikuti lomba karawitan dan tetembangan, dan kita menjadi juarannya.

Hasil gambar untuk festival karawitan dan tetembangan empero














nah, seperti gambar di atas kami berseragam baju bathik warna merah.
terdapat 2 penyanyi utama yaitu, ulung dwi santoso dan nanda azizah evrilia, sementara yang lain adalah backing vocal sambil menari yaitu
kami membawakan 3 lagu sekaligus, yaitu ladrang rujak jeruk, dan garapan dari kita sendiri yang berjudul Ngudi Luhur Ing Budaya, serta tak lupa mars empero versi jawa kita yaitu Empero Ngumandang

Empero ngumandang tersebut diciptakan oleh guru sanggar kita yaitu bapak Sunarko S,pd.
dan pelatih tari nya adalah ibu Isti Neti

Dan sebentar lagi Empero akan mengikuti lomba semoga mendapat yang terbaik yaa
Salam Seni

Rabu, 01 November 2017

Jaranan Sentherewe Tulungagung

Hasil gambar untuk jaranan sentherewe empero

Jaranan Sentherewe menggambarkan Babi hutan yang dan Barongan yang menggambarkan Ular naga. Jaranan Sentherewe merupakan kesenian rakyat yang dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk tari kuda. Menurut Th. Piegued, tari kuda adalah sebuah pertunjukan rakyat yang dalam penampilannya mengepit anyaman dari bambu, yang dibentuk seperti kuda, dengan gerak tari meniru gerak kuda . Kesenian ini masih kuat aroma mistisnya, hal tersebut dapat dilihat dari sajian pertunjukan  yang diawali dengan mantra-mantra, memakai sarana sesaji (sajen) dan pada puncak sajian disertai dengan adegan trance (ndadi). Kepercayaan animisme dan dinamisme turut mewarnai kesenian Jaranan Sentherewe. Properti yang digunakan, seperti jaran kepang, celengan,barongan, dan salah satu alat musik (kendang)dimasuki kekuatan gaib (sotren) yang diperoleh dari makam leluhur (danyang)menandakan adanya kepercayaan dinamisme. Roh leluhur yang bersemayam dalam properti dan alat musik dipercayai sebagai pelindung dan kekuatan kesenian Jaranan Sentherewe. Kesenian Jaranan lahir dan berkembang di Tulungagung sebagai pencerminan sikap tingkah laku masyarakat pendukungnya. Kesenian ini mulai dibentuk dekitar tahun 1950-an dan mulai popular pada tahun 1960-an. Sebelum lahir Jaranan Sentherewe, di Tulungagung sudah ada dua jenis kesenian Jaranan, yaitu Jaranan Pegon dan Jaranan Jawa. Masing-masing mempunyai ciri khas yang berbeda, baik dari gerak, kostum dan bentuk iringan. Pada awalnya kesenian Jaranan yang berkembang di Tulungagung adalah Jaranan Jawa pada tahun 1949, kemudian disusul Jaranan Pegon. Seiring dengan perkembangan jaman kedua kesenian Jaranan ini mulai surut popularitasnya sekitar akhir tahun 1970-an, saat itu masyarakat mulai berkurang antusiasnya.Kemudian pada tahun 1980 mulai dibentuk kesenian Jaranan baru yaitu JarananSentherewe. Popularitas Jaranan Sentherewe mulai tersebar, sehingga hampir secara serempak group-group kesenian Jaranan membuat format Jaranan Sentherewe. Jaranan Sentherewe Istilah Sentherewe diambil dari jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di wilayah Tulungagung. “senthe” adalah tumbuhan sejenis talas apabila dimakan akan menimbulkan rasa gatal dan “rawe” adalah tumbuhan liar apabila daunnya mengenai kulit manusia akan menimbulkan rasa gatal. Berdasarkan sifat gerak tari yang lincah dan dinamis, maka mereka sepakat untuk memberi nama Jaranan Sentherewe seperti tingkah laku orang yang makan senthe dan terkena daun rawe. Pada awalnya JarananSentherewe ditarikan oleh para seniman ludruk, sehingga geraknya diambil dari vokabuler gerak remo Jawa Timur. Kostum dan kendanganya juga mirip tari remo, bedanya terletak pada properti yang digunakan yaitu jaran kepang dan pecut (cemeti). Perkembangan selanjutnya, gerak tari Jaranan Sentherewe dipengaruhi oleh ragam gerak tari Jaranan Pegon dan Jaranan Jawa. Banyak kelompok Jaranan Pegon dan Jaranan jawa beralih membentuk Jaranan Sentherewe. Sehingga dapat dikatakan bahwa gerak Jaranan Sentherewe merupakan perpaduan antara gerak tari Remo, tari Jaranan Pegon, dan Jaranan Jawa. Gerak Jaranan Sentherewe terlihat lebih dinamis menyerupai gerak kuda atau orang mengendarai kuda. Kostum dan iringan juga sudah mengalami perubahan disesuaikan dengan perkembangan jaman dan menurut selera group kesenian, namun masih menunjukan ciri khas Jaranan Setherewe. Jaranan Sentherewe memiliki penggemar paling banyak jika dibanding dengan kesenian lain.Hal ini menjadi rangsangan bagi seniman pedesaan untuk  Popularitas Kesenian Jaranan Sentherewe di Kabupaten Tulungagung Nur Rokhim membuat pertunjukan Jaranan Sentherewe, sehingga muncul kelompok-kelompok baru yang menambah jumlah kesenian Jaranan Sentherewe di setiap desa. Bahkan group Jaranan lama, seperti Jaranan Pegon beralih ke bentuk Jaranan Sentherewe. Perubahan ini menunjukkan kesadaran masyarakat arti pentingnya sebuah pelestarian kesenian rakyat yang besifat dinamis. Perkembangan Jaranan Sentherewe tidak hanya di wilayah Tulungagung saja, tetapi tersebar di daerah Trenggalek, Kediri, dan Blitar, namun perkembangannya tidak sepopuler di kabupaten Tulungagung. Popularitas Jaranan Sentherewe di dukung oleh beberapa faktor, diantaranya: Jaranan Sentherewe bersifat terbuka, menerima pengaruh dari luar dalam arti positif sebagai sarana pengembangan kesenian. Misalnya masuknya unsur musik dangdut, campursari, fragmen kethoprak, dan ludruk yang sebenarnya tidak terdapat pada kesenian jaranan sebelumnya. Setiap anggota kelompok memiliki kebebasan untuk mengembangkan kreativitasnya demi kebaikan perjunjukan. Jaranan Sentherewe bersifat luwes, dapat dipentaskan dimana saja, baik arena terbuka maupun diatas panggung. Waktu dan lama pertunjukan dapat disesuaikan menurut permintaan, baik malam hari maupun siang hari. Jaranan Sentherewe bersifat dinamis, geraknya padat, gagah, lincah, dan berirama. Pengolahan gerak dan adegan yang beragam, seperti adegan ndadi, adegan Barongan, adegan Celengan, adegan Jaranan Sendiri membuat penonton tidak bosan untuk melihatnya. Penari yang terdiri dari kaum muda juga menjadi alasan eksistensi kesenian ini. Tuntutan luwes dan dinamis rupanya sangat tepat apabila peraga tari dilakukan oleh para remaja. Hal tersebut akan mempengaruhi gairah dan antusias masyarakat untuk menyaksikan pertunjukan Jaranan Sentherewe. Fungsi Jaranan Sentherewe Seperti kesenian rakyat pada umumnya Jaranan Sentherewe berfungsi sebagai hiburan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari bentuk sajiannya yang mengedepankan hiburan untuk mencari kepuasan. Menurut Soedarsono fungsi tari rakyat dibagi menjadi tiga, tari rakyat sebagai saranan upacara, tari rakyat sebagai saranan pergaulan, dan tari rakyat sebagai sarana hiburan . Jaranan Sentherewe juga berfungsi sebagai pergaulan, namun tata caranya berbeda dengan tari pergaulan yang ditarikan oleh muda-mudi secara berpasangan. Pergaulan disini adalah sebuah ajang silaturahmi pertemuan antar warga masyarakat dan seniman untuk menjalin dan memperkokoh tali persaudaraan. Istilah pemuda di desa selain menonton pertunjukan juga bertujuan bertemu dengan penonton lainya. Perkembangan jaman telah mewarnai pola kehidupan masyarakat yang dipaksa untuk menyesuaikan gelombang globalisasi yang menyebar dimana-mana. Menurut Abdullah, arus globalisasi sekarang ini telah memasuki sudut-sudut dan pelosok-pelosok desa di seluruh dunia. Hampir semua produk yang berbau global dapat dinikmati oleh masyarakat. Informasi dan komunikasi yang dibalut atas kemajuan teknologi telah memasuki seluruh wilayah di berbagai pelosok dunia.Tampak, masyarakat diseluruh dunia ikut berpartisipasi menyesuaikan dengan arus budaya yang dibawa oleh globalisasi. Bukan globalisasi  yang menyesuaikan dengan pola masyarakat setempat . Fungsi Jaranan Sentherewe sebagai hiburan akan semakin nampak ketika terhimpit oleh kepentingan yang semakin komplek ditengah-tengah budaya global. Selera masyarakat telah dipengarui oleh budaya pop, sehingga ekistensi Jaranan Sentherewe ditentukan oleh pemenuhan kebutuhan selera masyarakat untuk mencapai kepuasan. Apabila kesenian Jaranan Sentherewe tidak dapat memenuhi maka siap-siap saja ditinggalkan masyarakat pendukungnya. Dalam rangka menarik minat penonton, Jaranan Sentherewe berusaha menambah sajian didalam pertunjukannya. Berbagai sajian, seperti tari kreasi baru, lawak (dagelan), adegan kethoprak, dan campursari ikut mewarnai pertunjukan tari Jaranan Sentherewe.Tari kreasi baru ditampilkan ditengah-tengah pertunjukan Jaranan, seperti tari Sripanganti, tari Abyor, dan tari Soyong. Penari diambil dari luar kelompok jaranan sebagai bintang tamu yang harus menyesuaikan pertunjukan tari Jaranan. Lawak biasanya dilakukan oleh salah satu personil dari kelompok atau mengundang dari luar kelompok (petilan) dari pelawak Kethoprak atau Ludruk. Unsur-unsur campursari masuk dalam pertunjukan Jaranan dalam bentuk tembang, terutama tembang-tembang yang populer, seperti Caping Gunung, Mendem Wedokan, Stasiun Balapan dan lain-lain. Adegan kethoprak dipilih cerita-cerita yang digemari masyarakat dan bersifat humor, seperti Suminten Edan dan Joko Kendil. Masuknya jenis sajian baru tersebut bertujuan untuk menghibur masyarakat dan tetap melestarikan seni Jaranan Sentherewe. Ketika kethoprak dan lawak popularitasnya sudah mulai menurun, maka seni Jaranan harus mencari alternatif baru untuk menarik minat penonton. Perkembangan berikutnya dipengaruhi oleh perkembangan teknologi berupa media elektronik, seperti TV, Video, VCD, dan DVD. Maraknya produk hiburan yang dikemas dalam bentuk VCD yang dijual dimanamana dengan harga murah berpengaruh besar terhadap perkembangan Jaranan Sentherewe. Pengaruh ini merambah ke bentuk sajian musiknya, tidak hanya gong, kenong, bende, kendang, dan slompret saja, namun ditambah drum, keyboard, gitar, dan ketipung dangdut. Demikian juga dengan lagu-lagu yang dibawakan tidak hanya campursari, lagu dangdut juga mewarnai pertunjukan Jaranan. Pertunjukan Jaranan Sentherewe pada awalnya dilakukan di arena terbuka (halaman dan lapangan), sekarang sering dilakukan diatas panggung. Hal ini dipengaruhi oleh konsep panggung seperti pertunjukan konser musik dangdut yang mereka lihat di TV dan VCD.Banyak permintaan masyarakat untuk menggelar pertunjukan tari Jaranan Sentherewe diatas panggung bersamaan dengan konser musik dangdut. Satu sisi masyarakat dapat menonton Jaranan, disisi lain masyarakat dapat menikmati alunan musik dangdut. Model tersebut sekarang banyak berkembang di masyarakat Tulungagung. Misalnya group Jaranan Sentherewe Safitri Putro, mereka memberi nama hasil inovasinya “Seni Jaranan Dangdut Kreasi”, perpaduan antara kesenian Jaranan dan irama dangdut. Instrumen perpaduan antara instrumen Jaranan dan instrumen dangdut. Lagu-lagu yang dibawakan merupakan tembang hit saat itu, baik tembang dangdut . Popularitas Kesenian Jaranan Sentherewe di Kabupaten Tulungagung Nur Rokhim maupun campursari. Gerak tari Jaranan dengan sendirinya mengalami perubahan disesuaikan dengan musik yang mengiringinya, ketika musik dangdut mereka berjoget ala dangdut, apabila musik berganti iringan Jaranan mereka kembali menari Jaranan. Maraknya dunia industri di bidang hiburan, berdampak kepada pertunjukan Jaranan Sentherewe. Kesenian rakyat yang semula dipentaskan di halaman, menyatu dengan masyarakat kini sudah mulai berpindah ke dapur rekaman. Memproduksi hasil rekaman sebanyak-banyaknya menjadi sebuah keniscayaan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kini Jaranan Sentherewe tidak hanya dinikmati oleh masyarakat pedesaan, tetapi sudah dapat dinikmati oleh masyarakat luas melalui VCD yang mereka beli dipinggir jalan dengan harga yang murah. Kesenian Jaranan Sentherewe merupakan warisan leluhur yang memiliki makna sosial yang penting bagi kehidupan masyarakat. Makna tersebut menjadi berkurang secara pelan-pelan, karena masyarakat sudah tidak lagi berkumpul melihat keseniannya, mereka cukup membeli VCD dan dilihat dirumah secara bebas. Melihat kondisi yang demikian selayaknya kita berusaha mengembalikan Jaranan Sentherewe pada keadaan semula, tanpa mengurangi fungsi sosial sebagai satu kesatuan antara masyarakat dan keseniannya. Adegan Ndadi pada Jaranan Sentherewe Jaranan Sentherewe dapat dikategorikan sebagai tari kuda kepang, merupakan kesenian rakyat peninggalan masyarakat jaman primitif. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa ciri yang berkaitan dengan tingkah laku orang-orang primitif, yaitu kepercayaan animisme dan dinamisme. Mereka percaya kepada kekuatan roh (ghaib) yang bersemayam di pohon, di sungai, di gunung, dan kekuatan benda-benda tertentu. Unsur ghaib dalam pertunjukan Jaranan Sentherewe dapat dilihat pada saat penari mengalami ndadi atau trance. Kejadian ini tidak hanya dialami oleh penari saja, namun juga dapat terjadi pada pengrawit dan penonton. Adegan ndadi disediakan waktu tersendiri, biasanya menjelang akhir tarian yang ditandai dengan suara musik cenderung memuncak.Tingkat konsentrasi panari satu dengan yang lain tidak sama, ada penari yang tingkat kesadarannya mudah terangsang oleh alunan musik Jaranan Sentherewe sehingga sebelum waktu adegan ndadi dia sudah ndadi terlebih dahulu. Penari seperti ini biasanya memiliki bakat ndadi,menurut Djelantik trance dapat dicapai dengan kekuatan sendiri dari dalam melalui konsentrasi, meditasi, yoga. Seringkali bisa juga terjadi secara spontan, seperti dalamkesenian dimana sang seniman bisa terbawa oleh keseniannya sendiri: lagu yang dinyanyikan, drama atau tarian yang dilakukan, dimana ia sangat terpengaruh oleh peranan yang ia mainkan sendiri . Adegan ndadi dalam Jaranan Sentherewe merupakan bagian pertunjukan yang ditunggu para penonton, selain menakutkan kadang ada bagian yang lucu dalam adegan ini. Ketika penari mengalami ndadi, mereka memiliki kekuatan yang luar biasa dan nampak beringas seperti tak terkendali. Dalam keadaan seperti ini biasanya mereka melakukan hal-hal yang aneh, seperti makan pecahan kaca, makan bunga, makan ayam  hidup, memanjat pohon secara cepat, dan meloncat sangat tinggi yang tidak dapat dilakukan dengan kesadaran. Menurut orang yang pernah mengalami ndadi, tanda-tanda orang akan ndadiadalah bulu kuduk terasa merinding dan tubuh terasa gemetar seperti orang yang akan kerasukan ghaib, kemudian kesadaran hilang. Walaupun kehilangan kesadaran mereka masih dapat melihat dan mendengar namun tidak dapat berbicara, hanya suara teriakan saja yang mereka lakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Piequed, kalau seorang pemain menjadi kesurupan (ndadi), ia merasa pusing di kepalanya (mumet pet-petan), selama beberapa saat. Semua tampak gelap sehingga tak dapat melihat apapun, tetapi pendengarannya hanya berkurang sedikit saja. Setelah itu ia tidak dapat merasakan apa-apa, kesadarannya telah hilang. Setelah kesadarannya hilang, maka indera penglihatan dan pendengarannya kembali lagi, akan tetapi tidak dapat berbicara . Kondisi ndadi dapat dicapai melaluipengaruh mantra juru gambuh dengan menggunakan kekuatan batin untuk membawa manusia kedalam kondisi bawah sadar dan dari pengaruh suara gamelan yang cenderung monoton. Rangsangan ndadi, selain dari dalam diri penari sendiri juga dapat dipengaruhi oleh hal yang berasal dari luar, yaitu beberapa properti yang diberi kukuatan ghaib, seperti Barongan, Celengan, Jaran Kepang, bahkan alat musik, seperti Kendang dan Gong.Dari kekuatan ghaib yang bersemayam didalam properti tersebut kemudian ditransfer ke tubuh penari sehingga dapat mempengarui kondisi penari menjadi ndadi. Ndadi yang dipengaruhi mantra juru gambuh terjadi pada saat pertunjukan berlangsung atau sebelum pentujukan dimulai. Awalnya juru gambuh membakar dupa mengundang ghaib untuk bersedia bersemayam dalam tubuh penari. Biasanya ghaib yang diundang adalah danyang yang ada di desa setempat. Apabila ghaib sudah bersedia maka tinggal menunggu komando juru gambuh kapan gaib harus masuk ke dalam tubuh penari dan kapan harus keluar dari dalam tubuh penari. Sebagai imbalan dari kerjasama antara ghaib dan juru gambuh adalah berupa sesaji yang dipersembahkan sebelum pertunjukan dimulai. Juru gambuh atau penimbul bertugas untuk menyadarkan penari dari ndadi dan menjaga keamanan pertunjukan dari pengaruh ghaib yang sengaja dikirim oleh seseorang yang bertujuan untuk merusak jalannya pertunjukan. Setiap Group Jaranan selalu memiliki juru gambuh yang diposisikan sebagai sesepuh dalam kelompok. Pengaruh ndadi juga dapat disebabkan oleh musik pengiring yang bersifat monoton, atau suara keras yang memancing emosi kesadaran penari. Rasa kegembiraan yang luar biasa yang disebabkan oleh suara musik Jaranan akan mempengarui penari bahkan penonton menuju kepada titik tingkat kesadaran yang menyebabkan seseorang mengalami ndadi. Sebaliknya iringan yang sedikit kacau akan memancing emosi penari untuk menuju ke kondisi ndadi. Iringan memiliki pengaruh besar untuk mengantarkan ke kondisi ndadi. Mantra yang dibaca oleh juru gambuh terkadang tidak berhasil menembus tubuh penari ketika tidak ada musik jaranan yang mengiringinya. Demikian juga penonton yang tidak dimanterai oleh juru gambuh akan ikut ndadi dengan mendengarkan bunyi musik jaranan.  Popularitas Kesenian Jaranan Sentherewe di Kabupaten Tulungagung Nur Rokhim Properti dan alat musik dalam tari jaranan juga dapat mengantarkan penari kepada kondisi ndadi. Dalam kesenian Jaranan Sentherewe properti dan alat musik merupakan perangkat yang penting untuk menghidupkan pertunjukan. Supaya memiliki kekuatan yang luar biasa properti dan alat musik seperti Barongan, Celengan, Jaran Kepang, Gong dan Kendang diisi kekuatan ghaib. Cara ini biasa disebut nyotrekke, yaitu membawa properti dan alat musik ke tempat keramat yang diyakini sebagai tempat tinggal roh halus (ghaib). Proses memasukkan unsur ghaib kedalam properti dan alat musik dengan menggunakan mantra yang disertai sesaji sebagai persembahan. Apabila ghaib setuju dengan permohonan sang dukun maka dia akan bersemayam didalam properti dan alat musik yang disediakan sebagai tempat tinggalnya. Setelah berhasil maka properti dan alat musik tersebut kemudian dikeramatkan, tidak sembarang boleh menggunakan bahkan menyentuh harus berhati-hati. Barang siapa menggunakan properti keramat atau mendengar musik keramat tersebut akan mudah mengalami ndadi. Dalam kondisi ndadi secara total penari bisa terlepas dari hubungan dunia luar, mereka hanya dikendalikan oleh dunia dalam. Kesadaran yang hilang justru mendorong kekuatan dari dalam semakin kuat, mereka sering mengungkapkan hal-hal yang tidak mempunyai makna apapun. Kata-kata yang diucapkan kadang dapat dimengerti sebagai ungkapan yang wajar, namun bukan dari diri sendiri, melainkan dari ghaib yang mengendalikan dirinya. Sebagian orang percaya bahwa kata-kata yang keluar merupakan bisikan dari roh leluhur (danyang) yang harus ditaati. Isi ucapan tersebut biasanya berupa nasehat, himbauan, peringatan bahaya yang akan terjadi dikemudian hari, seolah-olah mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati. Ucapan yang didengar dianggap sebagai petunjuk murni yang berasal dari ghaib, kemudian pesan tersebut segera ditindak lanjuti, mereka takut terjadi bencana apabila mengabaikan bisikan dari leluhurnya. Keadaan ini kemudian digunakan oleh sebagian masyarakat yang menyandang sakit untuk minta kesembuhan kepada ghaib yang bersemayam dalam tubuh penari Jaranan. Keadaan ndadi sulit untuk dikontrol, apakah mereka ndadi sungguhan atau purapura. Apabila mereka berpura-pura ndadi, ini sangat membahayakan ketika mengucapka hal-hal yang bersifat negatif dan merugikan orang-orang yang tidak bersalah. Maka ndadi ini harus disepakati oleh kelompok kesenian supaya tidak merugikan masyarakat. Permintaan orang yang mengalami ndadi juga aneh-aneh, mereka minta ayam hidup-hidup untuk dimakan. Kemudian sebagai minumnya adalah air bunga setaman yang ditempatkan dalam baskom (ember). Makan pecahan kaca (beling), minum air keras mirip sulapan menjadi pemandangan yang biasa sebagai hiburan bagi para penonton. Meloncat tinggi, memanjat pohon secara cepat seperti kera merupakan atraksi yang ditunggu-tunggu oleh penonton. Kondisi beringas seperti orang marah-marah kemudian mengejar penonton yang berada di dekatnya menjadi hiburan yang menarik dan sedikit menakutkan. Begitulah ndadi sebagai bagian dari pertunjukan Jaranan Sentherewe yang menjadi kelangenan penonton. Pertunjukan Jaranan Sentherewe  rasanya kurang lengkap apabila tidak disertai adegan ndadi. Penari Jaranan Sentherewe yang mengalami ndadi dapat disadarkan dengan cara mengusapkan sapu tangan yang diberi asap dupa dan mantra-mantra ke wajahnya atau dengan menepuk bahunya saja. Apabila cara ini tidak berhasil maka juru gambuh mengambil properti yang digunakan oleh penari kemudian diletakkan diatas penari dan dicambuk beberapa kali sampai penari sadar. Ndadi juga dapat disembuhkan dengan cara menidurkan penari di atas kendang kemudian diberi mantra-manta dan di cambuk dengan cemeti. Berbagai cara penyadaran seorang yang mengalami ndadi, tergantung tingkat kekuatan kondisi ndadi. Semakin tinggi tingkat kekuatan ndadi maka semakin sulit cara penyadarannya yang ditempuh oleh juru gambuh. PENUTUP Kehadiran Jaranan Sentherewe sejak tahun 1980 telah memberi warna baru dalam kesenian rakyat di kabupaten Tulungagung. Kesenian jaranan lama seperti Jaranan Pegon dan Jaranan Jawa dipandang sudah tidak relevan dengan selera masyarakat sekarang, karena bentuk pertujukannya kurang dinamis. Berbagai inovasi dilakukan oleh kelompok kesenian Jaranan Sentherewe, sebagai kesenian baru diharapkan dapat mengambil hati masyarakat untuk mencintai dan mendukung keseniannya. Bagian pertunjukan yang menarik perhatian penonton selalu dikembangkan dan dikemas supaya masyarakat merasa terhibur dengan sajian Jaranan Sentherewe. Masuknya musik dangdut ke dalam pertunjukan Jaranan Sentherewe bukan menjadi persoalan yang penting bagi masyarakat, justru hal ini akan menambah populer dan semakin digemari oleh masyarakat. Keduanya merupakan satu istilah yang saling mengisi, mementaskan Jaranan Sentherewe diserta musik dangdut atau sebalikya mementaskan musik dangdut disertai Jaranan Sentherewe. Kehadiran teknologi di tengah budaya global disambut baik oleh kesenian ini, pemanfaatan teknologi yang ditandai dengan masuknya kedunia rekaman telah mendongkrak popularitas kesenian Jaranan Sentherewe. Pertunjukan kesenian Jaranan Sentherewe tidak hanya dilihat oleh masyarakat setempat, namun juga dapat dinikmati oleh masyarakat luar dengan membeli VCD hasil rekaman pertunjukan yang sudah beredar. Adegan ndadi merupakan ciri dari kesenian Jaranan Sentherewe, rasanya kurang lengkap apabila sebuah pertunjukan tidak diserta adegan ndadi. Sebuah adegan yang ditunggu penonton, ndadi dapat dikatakan sebagai kelangenan bagi penari dan penonton. Semangat kesenian Jaranan Sentherewe tercermin pada gerakan yang dinamis dan adegan ndadi. Setiap kelompok kesenian jaranan selalu berusaha agar pertujukannya tetap eksis, mereka merelakan para penari dikuasai oleh ghaib, bahkan mereka meminta bantuan kepada ghaib (roh halus) untuk bersemayam di tubuh penari, properti, dan di dalam alat musik jaranan. Kerjasama dengan ghaib dilakukan sematamata hanya ingin menyenangkan hati penonton, menghibur penonton, dan mereka tetap bisa bersama-sama melalui kesenian. Popularitas Kesenian Jaranan Sentherewe di Kabupaten Tulungagung

Tari Bambang Cakil

Tarian tradisional satu ini merupakan tarian dari Jawa Tengah yang di ambil dari cerita pewayangan. Namanya adalah Tari Bambangan Cakil.

Apakah Tari Bambangan Cakil itu?
Tari Bambangan Cakil adalah tarian tradisional yang di adobsi dari salah satu adegan dalam cerita pewayangan. Adegan yang diadobsi adalah adegan perang kembang, yang menceritakan peperangan antara kesatria dan raksasa. Tarian ini merupakan salah satu tarian klasik yang ada di jawa khususnya Jawa Tengah.

 
Hasil gambar untuk karawitan smpn 2 tulungagung ngumandang

Dalam Tari Bambangan Cakil ini menceritakan  peperangan antara kebaikan dan kejahatan. Kedua sifat tersebut di gambarkan dalam gerakan tari tokoh dalam tarian tersebut. Dimana kebaikan yang ada pada tokoh kesatria di gambarkan dengan gerakan yang bersifat halus dan lemah lembut. Sementara kejahatan pada tokoh raksasa di gambarkan dengan gerakan yang bersifat kasar dan beringas. Tokoh dalam pewayangan yang di gunakan dalam tarian ini adalah Arjuna sebagai Kesatria, dan Cakil sebagai raksasa. Tarian ini mengandung nilai filosofi yang tinggi dimana kejahatan dan keangkaramurkaan akan kalah dengan kebaikan.

Gerakan dalam Tari Bambangan Cakil ini sangat artistik. Walaupun di adopsi dari cerita pewayangan, tarian tidak di tarikan dengan percakapan. Namun pesan dan cerita dalam tarian ini tetap tersampaikan melalui alur gerakan para penarinya. Untuk memerankan tokoh dalam Tari Bambangan Cakil ini tentunya ada syarat - syarat tertentu agar tarian terlihat menarik, diantaranya seperti fisik penari, keluwesan dalam menari, dan sifat dari para penari sendiri. Untuk memerankan tokoh kesatria biasanya harus memiliki fisik yang rupawan dan luwes/ lemah lembut. Sedangkan untuk memerankan tokoh cakil, dibutuhkan kelincahan dalam menari karena sifatnya yang beringas sehingga membutuhkan gerakan yang lebih. Selain itu penari cakil juga harus luwes, karena gerakan tokoh cakil yang cenderung aktraktif.

Dalam pertunjukannya, Tari Bambangan Cakil biasanya tidak hanya di mainkan oleh 2 orang saja. Namun ada beberapa peran pendukung seperti pasukan raksasa dan penari wanita sebagai pasangan kesatria. Peran pendukung tersebut biasanya di mainkan pada awal pertunjukan agar pertunjukan terlihat tidak kaku dan lebih menarik. Tarian Ini di iringi oleh iringan gending srempengan, Ladrang Cluntang Sampak Laras Slendro. Suara kendangdalam pada musik pengiring sangat penting dalam tarian ini. Seperti pada tarian jawa lainya, suara gendang harus di selaraskan dengan gerakan penari dan musik pengiring lainnya. Busana yang di gunakan para penari biasanya menggunakan busana pada pada wayang uwong (wayang orang), selain itu juga tata rias yang di gunakan juga sama seperti wayang wong. Semua itu di sesuikan dengan tokoh yang di perankan oleh penarinya.
Dalam perkembangannya, Tari Bambangan Cakil ini sering di tampilkan dengan kemasan yang berbeda setiap kelompok tari atau pertunjukannya. Beberapa kreasi yang di lakukan dalam gerakan atau penari tambahan agar pertunjukan terlihat menarik dan tidak terlihat kaku. Tari Bambangan Cakil ini sering di tampilkan pada berbagai acara budaya, penyambutan tamu kehormatan atau festival budaya. Karena gerakan tarinya yang begitu artistik dan nilai – nilai di dalamnya yang begitu khas. Tarian ini merupakan salah satuTarian Tradisional dari Jawa Tengah yang harus di lestarikan.

Nah cukup sekian pengenalan tentang “Tari Bambangan Cakil Tarian Tradisional dari Jawa Tengah”. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda tentang kesenian tradisional di Indonesia.

CINTAI DAN LESTARIKAN KESENIAN TRADISIONAL DI INDONESIA!

Tari Jaipong

siapa yang belum pernah melihat pertunjukan tari jaipong? Kasihan sekali bagi kamu yang belum melihat pertunjukan seni tari khas dari Bandung ini. untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengertiansejarah serta beberapa pembahasan lain seperti gerak danproperti tari jaipong ada baiknya kita simak artikel lengkap di bawah ini.

Pengertian 

Tari jaipong adalah tarian tradisional yang berasal dari Bandung Jawa Barat. Menurut catatan sejarah kebudayaan Indonesia tarian ini diciptakan oleh seorang seniman berdarah Sunda yakni Gugum Gumbira. Namun dari sumber lain disebutkan bahwa pencipta gerakan dalam tarian jaipongan adalah H Suanda dan Gugum Gumbira hanyalah salah satu tokoh yang mengenalkan tarian ini kepada masyarakat Bandung.

Pada awal kemunculan nya jaipong menjadi sebuah tarian unik dan menarik dengan alat musik pengiring Degung. Keunikan tarian ini dapat kita lihat dalam seluruh gerakan tari yang terlihat ceria, energik, dan humoris. Tak heran jika pementasan kesenian daerah dari wilayah Sunda ini kerap mengundang tawa geli bagi para penikmatnya.

Jaipongan merupakan tarian dengan mengkolaborasikan berbagai macam gerakan seperti gerakan tari ketuk tilu, tari ronggeng, dan juga beberapa gerakan pencak silat yang juga sangat diminati oleh masyarakat setempat pada waktu itu.

Selain dikenal dengan sebutan jaipongan tarian ini juga merupakan kesenian tari yang berjenis tari pergaulan. Keunikan gerakan dalam sebuah pementasan tari ini kemudian mendongkrak keberadaan tari jaipong sebagai salah satu kesenian tradisional andalan dari Jawa Barat.

Sejarah Tari Jaipong

Hasil gambar untuk smpn 2 tulungagung ngumandang
Pada era 90-an jenis tarian ini kerap mewarnai beberapa film layar lebar di Indonesia yang tergambar sebagai salah satu hiburan terkenal pada waktu itu.

Adalah Haji Suanda, seorang seniman kelas kakap dari Karawang melahirkan kesenian gerak tari dari hasil kreasinya. Sebagai seorang seniman sejati beliau memiliki talenta yang sangat besar sehingga tak heran jika Haji Suanda mampu menguasai berbagai jenis kesenian dari beberapa daerah sekaligus terlebih dari daerah Karawang Sendiri seperti ketuk tilu, wayang golek, topeng banjet, hingga gerakan bela diri yang dikenal dengan sebutan pencak silat.

Sejarah tari jaipong berawal pada tahun 1976 ketika Haji Suanda berinovasi dengan menggabungkan ketrampilan khususnya dalam dunia seni pertunjukan yang beliau kuasai menjadi satu pertunjukan yang unik.  Dari sinilah kemudian tercipta satu kesenian baru yang unik dan menarik bagi seluruh penonton pertunjukan namun pada waktu itu belum disebut dengan tari jaipong.

Musik pengiring dalam pertunjukan rupanya juga diambil dari berbagai macam alat musik tradisional seperti gendang, gong, alat musik ketuk, dan lain sebagainya. Adapun vokal yang menyertainya biasanya dilakukan oleh seorang perempuan yang biasa disebut dengan nama “sinden”.

Ketertarikan masyarakat terhadap salah satu seni garapan Haji Suanda membuat jenis tarian ini kerap menjadi hiburan fenomenal saat itu. Tak heran jika para seniman dari berbagai daerah sangat antusias untuk mempelajari gerakan tari yang terdapat pada kesenian garapan Haji Suanda.

Salah satu seniman yang gentol belajar gerakan tari kreasi dari Suanda yakni Gugum Gumbira. Setelah menguasainya beliau mengemas ulang gerakan-gerakan yang terdapat dalam tarian tersebut dan kemudian mulai memperkenalkan tari jaipong pada masyarakat Bandung.

Sebagai seorang seniman ternama Gugum Gumbira memang sangat tertarik dengan tari ketuk tilu yang kala itu cukup digemari oleh para seniman nasional. Terinspirasi dari hal tersebut kemudian Gugum Gumbira memperkenalkan gerakan jaipongan sebagai gaya tarian baru ditengah melunturnya ketertarikan masyarakat terhadap gerakan tari lain yang sepertinya monoton saja.

Pada perkembangan selanjutnya, tepatnya pada akhir tahun 1979 tarian ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik dari segi pementasan nya, properti yang digunakan, maupun para seniman yang menguasai gerakan tarian ini.

Tak heran jika tari ini kemudian dikenal luas hampir di seluruh wilayah Jawa Barat seperti Sukabumi, Cianjur, hingga ke Bogor.

Demikian asal usul dan sejarah tari jaipong secara singkat yang dapat kita cermati. Mau meyakini darimana asal tarian jaipongan apakah Karawang atau Bandung merupakan hak masing-masing para pembaca semua.

Fungsi 


Sebuah kesenian karya putra bangsa yang satu ini memang wajib kita akui sebagai salah satu karya besar di bidang seni budaya.

Selain menjadi salah satu hiburan masyarakat pada awal kemunculan nya. Tari jaipongperlahan menjadi kesenian tradisional khas dari Bandung bahkan dikenal sebagai salah satu kesenian andalan dari Jawa Barat.

Dengan demikian dapat kita simpulkan fungsi tari jaipong secara garis besar memiliki 2 fungsi sebagai berikut:

Menjadi hiburan sekaligus ajang komunikasi

Berbagai acara mulai acara upacara adat hingga pentas seni membuat masyarakat merasa terhibur dengan adanya pementasan jaipongan. Perkumpulan orang dalam suatu tempat tentu akan mudah untuk saling bertukar informasi dalam berkomunikasi. Dengan demikian kesenian yang dikenalkan oleh Gugum Gumbira kepada masyarakat Sunda dapat menjadikan sebuah hiburan menarik ditengah maraknya hiburan modern yang bermunculan.

Menjadi salah satu kesenian andalan dari Jawa Barat

Sebagai kesenian andalan dari Jawa Barat dapat menjadikan jaipongan salah satu icon guna mempromosikan kekayaan daerah terhadap dunia luar baik dalam negeri maupun mancanegara. Sebut saja Bandung sebagai tempat berkembangnya kesenian ini secara tidak langsung mendapatkan keuntungan besar dari nama tarian jaipongan tersebut. Tak heran jika dari tahun 90-an pengunjung obyek wisata di bandung secara perlahan meningkat, sedikit banyak hal ini disebabkan karena rasa penasaran masyarakat luar terhadap daerah Bandung yang mengiringi nama tari jaipong.

Gerakan Tarian


Jika dalam tari serampang dua belas kita mengenal 12 keunikan dalam ragam gerakannya namun jika dalam tari Jaipong gerakan yang signifikan dilakukan oleh para penari cukup sederhana yakni berjumlah 4 ragam. Adapun keempat ragam gerakan tari jaipong yang signifikan dilakukan adalah sebagai berikut:

1 Gerakan Bukaan 

Merupakan gerakan pembukaan dalam pertunjukan kesenian Jaipongan dari Bandung. Dalam gerakaan ini sang penari biasanya melakukan jalan berputar disertai dengan memainkan selendang yang dikenakan pada leher pemain.

2 Pencungan

Pencungan adalah bagian gerakan dari berbagai ragam gerak cepat dalam tarian jaipong. Gerakan ini didukung dengan tempo lagu atau musik yang bertempo cepat pula.

3 Ngala

Ngala dalam jaipongan adalah salah satu ragam gerakan yang terlihat semacam gerak patah-patah atau titik pemberhentian  dari satu gerakan pada gerakan lain dan dilakukan secara cepat atau dengan kata lain gerakan ini memiliki tempo cepat.

4 Mincit

Mincit merupakan gerakan perpindahan dari satu ragam gerak ke ragam gerak lain. Gerakan ini dilakukan setelah ada gerakan ngala dalam sebuah tarian Jaipong.

Untuk lebih memahami mengenai gerakan tari jaipong ada baiknya kita simak video yang bisa kita dapatkan dari youtube.

Jika kita pernah melihat pertunjukan tari jaipong tentunya kita akan memahani keunikan gerak yang merupakan kolaborasi dari berbagai kesenian tradisional seperti gerakan tari ketuk tilu, tari ronggeng, dan juga beberapa gerakan pencak silat.

Dalam pertunjukan nya jaipongan juga memperlihatkan seorang penyanyi dalam mengiringi tarian pada sebuah pementasan. Keunikan dari lagu pengiring juga terlihat pada tempo yang diterapkan ada kalanya tempo yang dimainkan dalam lagu tersebut sangat pelan namun ada kalanya tempo dalam lagu pengiring dinyanyikan secara cepat.

Terlepas dari keseimbangan antar tarian dan pengiring ternyata gerak tari jaipong secara filosofis juga memiliki makna tersendiri, sehingga tak jarang dalam sebuah pementasan seni tradisional yang berasal dari Bandung Jawa Barat ini terlebih dahulu disusun sinopsis guna mendapatkan cerita dari awal hingga akhir.

Meskipun kebanyakan tarian tersebut hanya dimainkan oleh seorang wanita saja namun pada dasarnya tarian ini dapat dimainkan berpasangan maupun kelompok. Jika sebuah tarian ditampilkan sebagai hiburan orang banyak akan lebih terlihat indah ketika dimainkan oleh 3 maupun 5 orang. Kekompakan dan persamaan gerakan antara satu penari dengan penari lain dapat menambah keunikan gerakan tari jaipong yang disajikan dalam sebuah pementasan. Namun perlu kita ketahui bahwa dalam sebuah pementasan jaipongan yang dilakukan secara kelompok haruslah ada pola lantai. Hal ini digunakan sebagai tambahan keragaman dan keunikan dalam sebuah pertunjukan jaipongan.

Properti yang dikenakan dalam pementasan


Adapun properti yang digunakan oleh para penari dan pengiring nya antara lain dapat kita kelompokan sebagai berikut:

Kostum

Kostum atau busana yang dikenakan dalam sebuah pementasan tari jaipong sangat beragam. Meskipun terdapat perbedaan corak antara jaipongan tradisional dan gaya baru namun Pada umumnya properti busana yang dikenakan oleh para penari jaipongan merupakan pakaian tradisional.
1 Sinjang
Merupakan sebuah kain panjang yang dikenakan oleh para penari jaipongan sebagai celana pajang.
2 Apok
Adalah pakaian atau baju yang dikenakan oleh penari, pada busana wanita pakaian ini juga kerap disebut dengan nama kebaya. Adapun yang mencirikan pakaian apok terdapat pada pernik dan ornamen yang terdapat di dalamnya.
3 Sampur
Sampur merupakan kain panjang yang menjadi properti utama tari jaipong. Sampur juga disebut juga dengan selendang yang dikenakan pada leher para penari. Keberadaan sampur sangat penting karena menjadi properti yang dimainkan dalam gerakan tari mulai dari pembukaan hingga akhir.

Alat Musik

Sebagaimana telah kita singgung pada awal tadi bahwa alat musik pengiring tari jaipong yang sangat mencolok adalah kendang. Namun selain kendang/ gendang yang dimainkan dengan cara ditabuh menggunakan tangan kosong, alat musik ini yang menjadi panduan seorang penari jaipong melakukan gerakan yang menarik, selain itu ada pula alat musik lain sebagai pelengkap seperti:
1 Ketuk
Merupakan alat musik tradisional yang mirip dengan bonang. Alat ini dimainkan dengan cara diketuk dan menghasilkan suara nyaring sebagai suara tekanan dalam sebuah musik pengiring tari jaipong.
2 Rebab
Merupakan alat musik pelengkap dalam menyajikan sebuah lagu pengiring tarian jaipongan. Alat musik ini sedikit mirip dengan girat yang memiliki senar.
3 Goong
Suara khas menggelegar dimiliki oleh alat musik yang satu ini, dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul dalam hitungan tertentu mengikuti irama musik yang dimainkan.
4 Kecrek
Jika kita kerap menyaksikan pementasan wayang kulit tentunya tidak asing lagi dengan alat musik yang satu ini karena krecek merupakan perkusi dalam sebuah pementasan wayang. “Kecrek kecrek kecrek kecrek” begitulah kurang lebih suara yang ditimbulkan oleh alat musik ini.

Selain dari keempat alat musik di atas ada pula alat musik lain yang digunakan seperti Kecapi, Demung, Saron, dan juga Bonang. Sementara pelantun lagu/ penyanyi dalam sebuah pertunjukan jaipongan disebut dengan Sinden.

Kesimpulan

Tari jaipong adalah tarian tradisional yang berasal dari Bandung Jawa Barat yang diciptakan oleh Gugum Gumbira. Sejarah tari jaipong sebenarnya telah mulai muncul pada kisaran tahun 1979 namun baru dikemas ulang oleh Gugum Gumbira pada tahun 90-an.

Selain dapat digunakan sebagai hiburan, tarian ini juga berfungsi sebagai tari andalan dari Bandung Jawa Barat. Keunikan gerakan jaipongan memang memberikan nuansa baru pada waktu itu dengan menggabungkan beberapa macam gerakan kesenian tradisional seperti pencak silah dan ketuk tilu.
Properti yang digunakan dalam sebuah pementasan jaipong secara garis bersar dapat dibedakan menjadi dua yakni busana serta musik pengiring.

Dengan memahami materi mengenai jenis tari tradisional dari Bandung di atas khususnya sejarah tari jaipong tentu kita dapat melihat betapa besarnya jasa seorang seniman dalam menciptakan sebuah kesenian.